
Yogyakarta-Di tahun ajaran baru 2022/2023, terdapat beberapa sekolah yang diwajibkan oleh Pemerintah untuk menerapkan kurikulum merdeka. Tak terkecuali untuk SDIT Salsabila Al Muthii’in yang mana pada Rabu (27/07/2022) melakukan Uji Publik Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka yang bertempat di Gubuk Resto Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Al Muthiin, Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru Pendamping, serta Ikatan Wali Murid SDIT Salsabila Al Muthiin Yogyakarta.
Disampaikan oleh Bapak A. Budiyanto, S.Pd selaku Waka Kurikulum, meskipun bukan sebagai sekolah penggerak, tetapi SDIT Salsabila Al Muthi’in, ditahun ajaran baru ini sudah menerapkan Kurikulum Merdeka bagi kelas 1 dan kelas 4. Tentunya program ini kita sambut dengan baik,meskipun ini Kurikulum Baru tapi untuk mekanisme tidak jauh berbeda dengan Kurikulum sebelumnya. Dilihat dari segi kurikulum ada beberapa yang perlu disiapkan seperti buku kurikulum sekolah, jadwal, dan yang terpenting untuk dipersiapkan dengan matang yaitu kegitatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang harus disusun dari awal tahun ajaran baru. Sedangkan untuk sekolah sendiri, harus mampu mempersiapkan belajar secara mandiri yaitu dengan mencari sumber belajar dari aplikasi Platform Merdeka Mengajar , atau mengikuti webinar-webinar baik yang diadakan dari kementrian maupun dari lembaga atau komunitas dibidang Pendidikan, dalam persiapan materi ajar tuturnya. Ini sebenarnya tidak hanya fokus untuk kelas 1 dan 4 tapi setiap kelas kita sudah mulai ikutkan program kegiatan P5, agar mereka bisa beradaptasi dengan cepat jika nanti sudah diterapkan kurikulum merdeka secara merata, pungkasnya.

Memang sesuai dengan Surat Kementerian (SK) Bahwa hampir semua sekolah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Seperti, SDIT Salsabila Al Muthiin yang memang sudah memenuhi kriteri sebagai penerapan Kurikulum Merdeka. Yang mana Kurikulum Operasionalnya sudah memenuhi syarat,projeknya, keunggulannya sudah ada dan siap untuk mengawal anak, tidak ada anabuliying disekolah pada anak. Sebenarnya, tidak banyak berubah antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka, yang berubah itu hanya saja pada prosesnya, penerapannya, metodenya dan penekannya saja. Jadi, tidak usah risau dan kawatir tentang Kurikulum Merdeka Belajar, yang mana hanya pada penekannya dalam mengaktualisasikan potensi yang ada, kemudian anak merdeka untuk belajar sesuai dengan karakternya, sesuai degan profilnya masing-masing tidak disamakan dalam satu kelas. Nah inilah, yang akan menjadi tantangan bagi guru untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan, berbagai metode dan cara dalam melayani anak yang berbeda dalam cara belajarnya. Kami akan selalu memonitoring untuk pengawasan apakah itu sudah terlaksana dengan maksimal, kalaupun belum kita akan berkoordinasi untuk melakukan bimbingan, pesan Bu Isyanti selaku Pengawas Kurikulum Banguntapan Bantul Yogyakarta.

Dukungan datang dari Ketua Yayasan Bapak H. Dr. Ir. Suroyo, M.Si, bahwa Sumber Daya Manusia yang ada saat ini sudah mampu bersaing mengikuti perubahan-perubahan yang semakin berinovasi di dunia Pendidikan saat ini. Adanya media yang mendukung tentunya sangat membantu para guru untuk lebih mengembangnkan potensi-potensi yang dimilikinya, tuturnya.(muthiinnews.com).